Menjadi Digital Intrepreneur Muda di Industri 4.0
Jakarta (26/06)- Universitas
Al Azhar Indonesia bekerjasama dengan Boost menggelar acara Executive Lecture
on Innovation di auditorium Arifin Panigoro Lantai 3. Acara yang diadakan guna
menunjang mata kuliah JK3 pada masing masing program studi ini diisi oleh
Joseph Edi Hut Lumban Gaol (CEO Axiata
Digital Services Indonesia) sebagai narasumber utama selama acara
berlangsung. Bertajuk “Entrepeneur in Digital Era” acara ini mengangkat topik
revolusi industri 4.0 sebagai hal menarik untuk dibahas. Selain itu, acara ini juga
merupakan bentuk kelas entrepreneur yang diadakan guna mengingatkan kembali
kesadaran para mahasiswa pentingnya menjadi entrepreneur sejati.
Teknologi yang semakin maju, membawa manusia pada era
industri yang sangat berbeda. Maka sebagai penerus generasi masa depan,
mahasiswa harus mempersiapkan berbagai hal untuk menghadapai revolusi industri
yang ada. Teknologi yang kini dapat ditemui hampir disetiap aspek kehidupan
sehari hari telah mengubah pola hidup dan budaya masyarakat yang ada. Oleh
karena itu, menjadi entrepreneur dimasa kini, merupakan hal yang mudah namun
juga sulit untuk dijalankan. Persaingan ketat dan disrupsi teknologi yang tak
bisa dihindari menciptakan beberapa karakter baru yang harus dimiliki oleh
setiap entrepreneur muda, yang pada akhirnya berupa kompetensi yang berformula dari 3 hal, yaitu : Attitude, Knowledge and skill. Selain
menjelaskan mengenai beberapa karakter penting yang harus dimiliki oleh
generasi muda, beliau juga menjelaskan mengenai 10 langkah yang harus dilakukan
untuk digital entrepreneur muda yaitu, Compassion,
Conversastion, Context, Cause, Content, Community, Collaboration, Co-create,
Climate care, and Continuity. “Jika 10 langkah sebelumnya sudah terlaksana,
lalu kompasnya apa ? Find Your life
purpose, Make Social Impact and make it a sustainable movement” ujarnya.
Diakhir pemaparan materi yang diberikan pria yang merupakan CEO Axiata ini juga
memberikan contoh paradox reality
yang terjadi pada industri 4.0, seperti aplikasi kirim pesan Whatsapp yang
menjadi platform komunikasi terbesar tanpa cellular
network infrastructure, Facebook yang menjadi platform sumber informasi
terbesar tanpa reporter dan Youtube sebagai video platform terbesar meskipun tanpa
internal production house.
Kecanggihan teknologilah yang menjadikan hal hal seperti ini dapat terjadi.
“Try it, do it, and
make it mistake” ujar beliau sebelum menutup sesi seminar yang berlangsung.
Ditutup dengan sesi tanya jawab, semoga acara ini dapat terus diadakan untuk
menginspirasi dan memotivasi mahasiswa yang hadir untuk berkarya menjadi digital
entrepreneur muda.